Seberapa Besarkah Alam Semesta? Mari Bertamasya ke Jagat Raya yang Tak Terbatas Ini untuk Mengetahui Fakta-fakta yang Maha Menakjubkan!!
Oleh Moeflich Hasbullah (dengan editan seadanya)
*
Sebesar apasih alam semesta? Dimanakah ujungnya? Mungkinkah kita mengetahuinya? Untuk mengetahuinya, marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta untuk merenungkan maha dashyat dan maha agungnya kekuasaan Tuhan Kita. Data-data saya ambil dari sebuah video astronomi berjudul “How big the universe?”
________________________
a
• Marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta dengan berangkat dari planet bumi tempat kita tinggal.
• Untuk memudahkan, marilah kita membuat asumsi bahwa perjalanan kita dimulai tgl. 1 Januari dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik (300.000 km/detik). Sebagai perbandingan, ukuran diameter planet bumi adalah 12.756 km. Jadi, satu detik kita melesat melakukan perjalanan sama dengan 17 lebih kita menembus bumi. Bayangkanlah, satu kali bunyi jarum detik di jam dinding kita, “tak!”, kita sudah melesat 17 lebih menembus bumi.
• Dalam waktu 8 menit 19 detik, perjalanan kita sudah melewati Planet Venus dengan jarak dari bumi 93.000.000 mil (111,6 juta km).
a
a
• Setelah 5 jam, 31 menit, perjalanan kita telah melewati Planet Pluto dan kedua bulannya. Jarak perjalanan kita dari bumi sudah mencapai 3,5 milyar mil (=4,2 milyar km) sudah keluar dari batas luar sistem tata surya kita. Dan, kita masih di tgl. 1 Januari atau belum satu hari (baru lima jam lebih).
• Kemudian perjalanan kita mulai menuju galaksi. Dibelakang kita, 9 planet dan matahari sudah hilang, sudah tidak kelihatan. Sama dengan setitik debu yang jauh dari mata kita. Sudah setitik debu, jauh lagi, tidak mungkin kelihatan. Itu adalah matahari yang sangat sangat besar di tata surya.
a
a
• Akhirnya setelah 5 tahun perjalanan kita di alam semesta (sekali lagi dengan kecepatan cahaya 300.000 km/detik. Bayangkan, 5 tahun. 1 detik saja kita sudah melewati jarak 223.200 km. Ini 5 tahun. Pada 19 April, barulah kita bisa melihat bintang Alpha Centauri, bintang terdekat dengan tata surya kita. Dan jarak yang sudah kita tempuh adalah 25 trilliun mil (30 triliun km). Dan sekarang, sesudah perjalanan yang sangat sangat jauh itu, perjalanan kita yang sesungguhnya baru akan kita mulai. Ya, BARU AKAN KITA MULAI… Allaahu Akbar…..!!!!
a
a
• Pada jarak 10 tahun cahaya dari matahari kita, sangat jauh sekali di alam semesta, satu persatu bintang-bintang yang membentuk galaksi kita bisa kita lewati.
• Pada jarak 100 tahun cahaya (=500 triliun mil=600 triliun km), bahan-bahan gas dan nabula dari ujung-ujung galaksi Milky Way mulai nampak dalam pandangan kita.
a
a
• Setelah 1.000 tahun cahaya, ekor-ekor galaksi dan bentuk disketnya mulai kelihatan.
• Baru setelah perjalanan kita menembus 100.000 tahun cahaya, bentuk spiral dari galaksi Milky Way bisa kelihatan seluruhnya. Jadi, perjalanan kita di ekor galaksi saja, hingga melewatinya, butuh waktu 100.000 tahun cahaya!!
• Bila perjalanan diteruskan lebih jauh lagi, yang kita lihat kemudian bukan lagi individu-individu bintang atau bintang satu persatu, tapi sudah gugusan-gugusan galaksi lain di alam semesta selain galaksi Milky Way, galaksi kita.
a
a
• Setelah 5 juta tahun cahaya, nampaklah ternyata bahwa galaksi Milky Way kita hanyalah salah satu dari 30 galaksi yang membentuk satu gugusan galaksi yang lebih besar. Lain kata, galaksi kita yang luasnya sudah tidak terjangkau oleh fikiran dan imajinasi kita itu, hanyalah salah satu dari 30 galaksi yang berkumpul. Dan, ini dikenal baru sebagai kumpulan gugusan galaksi lokal. Ingat, baru LOKAL di alam semesta!! Mana ujungnya? Masih jauh!! Subhanallaah … !!
a
a
• Dari jarak 50 juta tahun cahaya, kita memasuki sebuah cluster maha raksasa yang terdiri dari 2.000 gugusan galaksi. Perjalanan ini berarti kita memasuki lebih dalam dari kosmos.
• Akhirnya, setelah 10 milyar tahun cahaya, pandangan teoritis tentang alam semesta harus dihentikan!!! Ya HARUS DIHENTIKAN…!!! Karena pandangan teori sudah tidak mampu lagi menjangkau luasnya alam semesta. Milyaran galaksi yang tak terhingga dan tak terjangkau teori itu, atau sudah tak mungkin angka bisa menyebutnya, ternyata hanyalah sebuah titik di alam semesta. Baru sebuah titik!! ALLAAHU AKBAR ….!!
a
a
• Cara termudah membayangkan besarnya alam semesta adalah bila kita sedang menyapu rumah di pagi atau sore hari, jutaan debu yang sangat kecil sekali tampak berterbangan melayang-layang di depan mata kita. Akan lebih jelas bila terkena sinar matahari yang masuk ke rumah. Diilustrasikan sebagai alam semesta, salah satu titik debu yang melayang di depan mata kita itu, adalah sebuah kumpulan galaksi maha raksasa yang isinya miliaran galaksi, triliunan bintang dan planet. Terbayangkah besarnya? Di ruang alam semesta, jangankan matahari dan bumi, tata surya kita saja, tidak mungkin terlihat. Artinya, tata surya yang sangat besar itu, tak ada artinya di alam semesta. Diibaratkan debu rumah, besarnya tata surya kita (ingat bukan matahari apalagi bumi) hanyalah sepersejuta debu yang melayang-layang dan tak terlihat itu.
• Terbayangkah? Itu semua baru makhluk-Nya. Nah, sekarang bayangkan penciptanya. Bayangkanlah pencipta ketakterhinggaan itu. Pasti tidak terbayang karena jangankan penciptanya, alam semesta saja sebagai makhluk-Nya sudah tidak terjangkau fikiran manusia. Perjalanan kita di alam semesta harus berakhir di keterbatasan otak dan ilmu pengetahuan. “Tafakkaru fi khalqillah, wa la tatafakkaru fi dzatillah!” Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: “Fikirkanlah (renungkanlah) makhluk Allah (ciptaan-Nya), dan janganlah memikirkan dzat Allah!” Memikirkan makhluk-Nya saja, manusia tidak akan sanggup, apalagi penciptanya. Itulah sebab logisnya, memikirkan Tuhan dilarang karena tidak akan mungkin, tidak akan mampu. Otak, fikiran dan “kecerdasan” pengetahuan manusia terlalu lemah.
Lalu, pantaskah kita yang sangat tak berarti ini, bersikap sombong dihadapan-Nya dengan tak mau taat atas perintah-Nya? Merasa hebat, pintar dan kuat? Pantaslah, Allah sangat benci pada manusia yang sombong menolak perintah dan aturan-Nya karena memang sangat tidak tahu diri, sangat tidak menyadari keadaannya di alam semesta, sangat tidak menyadari kelemahan dan ketakberartiannya. Pantaslah pula, bahwa kesombongan hanya milik Allah. Sombong adalah jubahnya Allah dan yang siapa mencoba-coba memakai jubah-Nya akan disiksa dengan segala kemurkaan-Nya. Jangankan Tuhan, kita saja tidak suka pada orang yang sombong, apalagi Tuhan yang kebesaran-Nya tak terbatas dan sebagai pemilik sah kesombongan itu. Hanya Tuhan yang berhak sombong karena tidak ada lagi yang lebih hebat atau melebihi kemahabesaran-Nya.
Memikirkan keagungan alam semesta dan menemukan rahasianya adalah wajib bagi manusia sebagai sarana untuk terus-menerus merenung agar bisa merasakan keberadaan Tuhan. Tuhan itu untuk diimani dan disembah dengan segala perasaan ketakberartian kita. Itulah agama!! Wallahu a’lam.[]
*
Sebesar apasih alam semesta? Dimanakah ujungnya? Mungkinkah kita mengetahuinya? Untuk mengetahuinya, marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta untuk merenungkan maha dashyat dan maha agungnya kekuasaan Tuhan Kita. Data-data saya ambil dari sebuah video astronomi berjudul “How big the universe?”
________________________
a
• Marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta dengan berangkat dari planet bumi tempat kita tinggal.
• Untuk memudahkan, marilah kita membuat asumsi bahwa perjalanan kita dimulai tgl. 1 Januari dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik (300.000 km/detik). Sebagai perbandingan, ukuran diameter planet bumi adalah 12.756 km. Jadi, satu detik kita melesat melakukan perjalanan sama dengan 17 lebih kita menembus bumi. Bayangkanlah, satu kali bunyi jarum detik di jam dinding kita, “tak!”, kita sudah melesat 17 lebih menembus bumi.
• Dalam waktu 8 menit 19 detik, perjalanan kita sudah melewati Planet Venus dengan jarak dari bumi 93.000.000 mil (111,6 juta km).
a
a
• Setelah 5 jam, 31 menit, perjalanan kita telah melewati Planet Pluto dan kedua bulannya. Jarak perjalanan kita dari bumi sudah mencapai 3,5 milyar mil (=4,2 milyar km) sudah keluar dari batas luar sistem tata surya kita. Dan, kita masih di tgl. 1 Januari atau belum satu hari (baru lima jam lebih).
• Kemudian perjalanan kita mulai menuju galaksi. Dibelakang kita, 9 planet dan matahari sudah hilang, sudah tidak kelihatan. Sama dengan setitik debu yang jauh dari mata kita. Sudah setitik debu, jauh lagi, tidak mungkin kelihatan. Itu adalah matahari yang sangat sangat besar di tata surya.
a
a
• Akhirnya setelah 5 tahun perjalanan kita di alam semesta (sekali lagi dengan kecepatan cahaya 300.000 km/detik. Bayangkan, 5 tahun. 1 detik saja kita sudah melewati jarak 223.200 km. Ini 5 tahun. Pada 19 April, barulah kita bisa melihat bintang Alpha Centauri, bintang terdekat dengan tata surya kita. Dan jarak yang sudah kita tempuh adalah 25 trilliun mil (30 triliun km). Dan sekarang, sesudah perjalanan yang sangat sangat jauh itu, perjalanan kita yang sesungguhnya baru akan kita mulai. Ya, BARU AKAN KITA MULAI… Allaahu Akbar…..!!!!
a
a
• Pada jarak 10 tahun cahaya dari matahari kita, sangat jauh sekali di alam semesta, satu persatu bintang-bintang yang membentuk galaksi kita bisa kita lewati.
• Pada jarak 100 tahun cahaya (=500 triliun mil=600 triliun km), bahan-bahan gas dan nabula dari ujung-ujung galaksi Milky Way mulai nampak dalam pandangan kita.
a
a
• Setelah 1.000 tahun cahaya, ekor-ekor galaksi dan bentuk disketnya mulai kelihatan.
• Baru setelah perjalanan kita menembus 100.000 tahun cahaya, bentuk spiral dari galaksi Milky Way bisa kelihatan seluruhnya. Jadi, perjalanan kita di ekor galaksi saja, hingga melewatinya, butuh waktu 100.000 tahun cahaya!!
• Bila perjalanan diteruskan lebih jauh lagi, yang kita lihat kemudian bukan lagi individu-individu bintang atau bintang satu persatu, tapi sudah gugusan-gugusan galaksi lain di alam semesta selain galaksi Milky Way, galaksi kita.
a
a
• Setelah 5 juta tahun cahaya, nampaklah ternyata bahwa galaksi Milky Way kita hanyalah salah satu dari 30 galaksi yang membentuk satu gugusan galaksi yang lebih besar. Lain kata, galaksi kita yang luasnya sudah tidak terjangkau oleh fikiran dan imajinasi kita itu, hanyalah salah satu dari 30 galaksi yang berkumpul. Dan, ini dikenal baru sebagai kumpulan gugusan galaksi lokal. Ingat, baru LOKAL di alam semesta!! Mana ujungnya? Masih jauh!! Subhanallaah … !!
a
a
• Dari jarak 50 juta tahun cahaya, kita memasuki sebuah cluster maha raksasa yang terdiri dari 2.000 gugusan galaksi. Perjalanan ini berarti kita memasuki lebih dalam dari kosmos.
• Akhirnya, setelah 10 milyar tahun cahaya, pandangan teoritis tentang alam semesta harus dihentikan!!! Ya HARUS DIHENTIKAN…!!! Karena pandangan teori sudah tidak mampu lagi menjangkau luasnya alam semesta. Milyaran galaksi yang tak terhingga dan tak terjangkau teori itu, atau sudah tak mungkin angka bisa menyebutnya, ternyata hanyalah sebuah titik di alam semesta. Baru sebuah titik!! ALLAAHU AKBAR ….!!
a
a
• Cara termudah membayangkan besarnya alam semesta adalah bila kita sedang menyapu rumah di pagi atau sore hari, jutaan debu yang sangat kecil sekali tampak berterbangan melayang-layang di depan mata kita. Akan lebih jelas bila terkena sinar matahari yang masuk ke rumah. Diilustrasikan sebagai alam semesta, salah satu titik debu yang melayang di depan mata kita itu, adalah sebuah kumpulan galaksi maha raksasa yang isinya miliaran galaksi, triliunan bintang dan planet. Terbayangkah besarnya? Di ruang alam semesta, jangankan matahari dan bumi, tata surya kita saja, tidak mungkin terlihat. Artinya, tata surya yang sangat besar itu, tak ada artinya di alam semesta. Diibaratkan debu rumah, besarnya tata surya kita (ingat bukan matahari apalagi bumi) hanyalah sepersejuta debu yang melayang-layang dan tak terlihat itu.
• Terbayangkah? Itu semua baru makhluk-Nya. Nah, sekarang bayangkan penciptanya. Bayangkanlah pencipta ketakterhinggaan itu. Pasti tidak terbayang karena jangankan penciptanya, alam semesta saja sebagai makhluk-Nya sudah tidak terjangkau fikiran manusia. Perjalanan kita di alam semesta harus berakhir di keterbatasan otak dan ilmu pengetahuan. “Tafakkaru fi khalqillah, wa la tatafakkaru fi dzatillah!” Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: “Fikirkanlah (renungkanlah) makhluk Allah (ciptaan-Nya), dan janganlah memikirkan dzat Allah!” Memikirkan makhluk-Nya saja, manusia tidak akan sanggup, apalagi penciptanya. Itulah sebab logisnya, memikirkan Tuhan dilarang karena tidak akan mungkin, tidak akan mampu. Otak, fikiran dan “kecerdasan” pengetahuan manusia terlalu lemah.
Lalu, pantaskah kita yang sangat tak berarti ini, bersikap sombong dihadapan-Nya dengan tak mau taat atas perintah-Nya? Merasa hebat, pintar dan kuat? Pantaslah, Allah sangat benci pada manusia yang sombong menolak perintah dan aturan-Nya karena memang sangat tidak tahu diri, sangat tidak menyadari keadaannya di alam semesta, sangat tidak menyadari kelemahan dan ketakberartiannya. Pantaslah pula, bahwa kesombongan hanya milik Allah. Sombong adalah jubahnya Allah dan yang siapa mencoba-coba memakai jubah-Nya akan disiksa dengan segala kemurkaan-Nya. Jangankan Tuhan, kita saja tidak suka pada orang yang sombong, apalagi Tuhan yang kebesaran-Nya tak terbatas dan sebagai pemilik sah kesombongan itu. Hanya Tuhan yang berhak sombong karena tidak ada lagi yang lebih hebat atau melebihi kemahabesaran-Nya.
Memikirkan keagungan alam semesta dan menemukan rahasianya adalah wajib bagi manusia sebagai sarana untuk terus-menerus merenung agar bisa merasakan keberadaan Tuhan. Tuhan itu untuk diimani dan disembah dengan segala perasaan ketakberartian kita. Itulah agama!! Wallahu a’lam.[]